Apabila seorang hakim melakukan ijtihad dan kemudian benar maka dia mendapat dua pahala, dan apabila dia berijtihad ternyata salah maka dia hanya mendapat satu pahala
Hadis ini memang bercerita tentang kewenagan hakim. Namun sejatinya, hadis ini bukan saja ditujukan kepada seorang hakim, melainkan lebih dari itu juga untuk seorang pemimpin. Pada masa rasul s.a.w. Jabatan hakim dan pemimpin politik tidak dibedakan. Nabi muhammad sendiri adalah seorang pemimpin politik tapi sekaligus juga seorang hakim. Demikian juga dengan para khalifah pengganti beliau sesudahnya (khulafa urrasyidin) yang menjabat pemimpin sekaligus hakim dan bahkan panglima perang. Oleh sebab itu, bila merujuk pada konteks di atas, maka hadis ini tentunya bukan hanya relevan untuk para hakim tetapi juga dianjurkan untuk para pemimpin (politik).
Apabila dikaitkan dengan konteks pemimpin politik, maka yang dimaksud ijtihad di sini adalah bisa berupa sebuah upaya politik seorang pemimpin dalam mengeluarkan keputusan yang berdasarkan konstitusi dan nilai-nilai kemanusiaan serta kesejahteraan rakyat. Artinya, seorang pemimpin dituntut bekerja keras semaksimal mungkin, tentunya berdasarkan ikhtiar politiknya, untuk berupaya menjadikan rakyatnya terangkat dari garis kemiskinan serta memenuhi standar kesejahteraan. Bila ikhtiar politik pemimpin ini benar dan berhasil mensejahteraakan rakyatnya, maka dia akan mendapat dua pahala, akan tetapi bila ikhtiar dia salah dan rakyat tetap berada di bawah garis kemiskinan, maka dia akan mendapat satu pahala. Tentunya ikhtiar ini harus benar-benar dilandasi oleh ketulusan dan niat baik untuk mengabdi kepada rakyat, bukan semata-mata mencari keuntungan politik tertentu. Bila yang terakhir ini yang dilakukan, maka bukan hanya satu pahala yang didapat, melainkan justru akan mendapat celaka dan siksa dari allah swt.
File Entri:
Dartar Artikel
- Bagaimana cara memilih kepala daerah yang Baik dan Benar
- Bagaimana cara memilih kepala daerah yang Baik dan Benar
- PENCITRAAN PARTAI GOLKAR
- Relawan Jokowi se-dunia: Pokoknya Jokowi harus jadi presiden
- Ngeri, 35% bantuan tunai habis untuk beli rokok
- Jokowi Akan Duet dengan Tokoh Golkar?
- Kepemimpinan Menurut Sunah Nabi Muhammad SAW
- Pemimpin dilarang mengeksploitasi rakyat kecil
- Amanat di balik jabatan
- Allah membenci pemimpin Yang mengejar jabatan
- Keseimbangan hak rakyat dan tanggung jawab pemimpin
- Kepemimpinan tidak mengenal warna kulit
- Batas-batas kepatuhan rakyat terhadap pemimpin
- Sorga bagi pemimpin yang adil
- Jaminan bagi pemimpin yang adil
- Pemimpin harus bersikap adil
- Pemimpin sebagai pelayan rakyat
- Pemimpin dilarang bersikap otoriter
- Kontrak politik sebagai mekanisme kontrol terhadap pemimpin
- Pemimpin dilarang bersikap birokratis
- Kesejahteraan rakyat adalah Tanggung jawab seorang pemimpin
- Hukuman bagi pemimpin yang menipu rakyat
- Pemimpin dzalim dibenci allah
- Mewaspadai para pembisik pemimpin
- Pemimpin perlu “pembantu” yang jujur
- Shalat mendorong pemimpin berbuat adil
- Pemimpin yang bodoh
- Pemimpin dzalim dibenci allah
- Kedzaliman pemimpin mempercepat datangnya kiamat
- Menjaga amanat adalah bagian dari iman
- Pemimpin dianjurkan memberi suri tauladan yang baik (nasehat) kepada rakyatnya
- Jabatan Pemimpin itu dekat dengan neraka
- Pemimpin harus membimbing rakyatnya
- Situasi zaman pasca kepemimpinan rasul s.a.w
- Kepemimpin yang buruk
- Balasan bagi pemimpin yang otoriter
- Melawan pemimpin dzalim adalah jihad akbar
- Keputusan pemimpin harus aspiratif
- Pemimpin dituntut berijtihad
- Pemimpin harus punya pedoman kepemimpinan
- Good and clean governance dalam islam
- Pemimpin harus peka terhadap Kebutuhan rakyat
- Pemimpin dilarang mengambil keputusan dalam keadaan emosional
- Hukuman bagi pemimpin yang suka money politic
- Masa kepemimpinan maksimal dua periode
- Wajib berkata benar kepada pemimpin Meski terasa pahit
- Sikap dengki pemimpin sangat membahayakan
- Relawan Jokowi se-dunia: Pokoknya Jokowi harus jadi presiden
- Ngeri, 35% bantuan tunai habis untuk beli rokok
- Jokowi Akan Duet dengan Tokoh Golkar?
- Kepemimpinan Menurut Sunah Nabi Muhammad SAW
- Pemimpin dilarang mengeksploitasi rakyat kecil
- Amanat di balik jabatan
- Allah membenci pemimpin Yang mengejar jabatan
- Keseimbangan hak rakyat dan tanggung jawab pemimpin
- Kepemimpinan tidak mengenal warna kulit
- Batas-batas kepatuhan rakyat terhadap pemimpin
- Sorga bagi pemimpin yang adil
- Jaminan bagi pemimpin yang adil
- Pemimpin harus bersikap adil
- Pemimpin sebagai pelayan rakyat
- Pemimpin dilarang bersikap otoriter
- Kontrak politik sebagai mekanisme kontrol terhadap pemimpin
- Pemimpin dilarang bersikap birokratis
- Kesejahteraan rakyat adalah Tanggung jawab seorang pemimpin
- Hukuman bagi pemimpin yang menipu rakyat
- Pemimpin dzalim dibenci allah
- Mewaspadai para pembisik pemimpin
- Pemimpin perlu “pembantu” yang jujur
- Shalat mendorong pemimpin berbuat adil
- Pemimpin yang bodoh
- Pemimpin dzalim dibenci allah
- Kedzaliman pemimpin mempercepat datangnya kiamat
- Menjaga amanat adalah bagian dari iman
- Pemimpin dianjurkan memberi suri tauladan yang baik (nasehat) kepada rakyatnya
- Jabatan Pemimpin itu dekat dengan neraka
- Pemimpin harus membimbing rakyatnya
- Situasi zaman pasca kepemimpinan rasul s.a.w
- Kepemimpin yang buruk
- Balasan bagi pemimpin yang otoriter
- Melawan pemimpin dzalim adalah jihad akbar
- Keputusan pemimpin harus aspiratif
- Pemimpin dituntut berijtihad
- Pemimpin harus punya pedoman kepemimpinan
- Good and clean governance dalam islam
- Pemimpin harus peka terhadap Kebutuhan rakyat
- Pemimpin dilarang mengambil keputusan dalam keadaan emosional
- Hukuman bagi pemimpin yang suka money politic
- Masa kepemimpinan maksimal dua periode
- Wajib berkata benar kepada pemimpin Meski terasa pahit
- Sikap dengki pemimpin sangat membahayakan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar